Ganjar Tampil All Out di Debat Terakhir, Siap Menuju Kemenangan di Pilpres 2024

Ganjar Pranowo, calon presiden nomor urut 3, dinilai tampil all out dan penuh energi saat debat terakhir Pilpres 2024 yang diselenggarakan pada Minggu (4/2) malam.

Pengamat politik Adi Prayitno menilai Ganjar tampil lebih agresif dan solutif dibandingkan dua debat sebelumnya.

“Ganjar terlihat lebih siap dan menguasai materi. Dia juga lebih berani menyerang lawan dan menawarkan solusi yang konkret,” kata Adi kepada VOA Indonesia.

Hal senada disampaikan pakar komunikasi politik Effendi Gazali. Menurutnya, Ganjar tampil lebih percaya diri dan mampu menjawab pertanyaan dengan lugas dan tanpa ragu.

“Ganjar terlihat lebih tenang dan terkendali. Dia juga mampu mengartikulasikan visinya dengan baik,” kata Effendi.

Dalam debat terakhir, Ganjar tampil menonjol saat membahas isu ekonomi dan penegakan hukum. Dia mengkritik tajam kebijakan ekonomi pemerintah saat ini dan menawarkan solusi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Ganjar juga menunjukkan komitmennya untuk menegakkan hukum dengan tegas dan tanpa pandang bulu.

Penampilan Ganjar di debat terakhir diprediksi akan mendongkrak elektabilitasnya. Hal ini terlihat dari hasil survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei.

Survei Poltracking Institute yang dirilis pada 3 Februari 2024 menunjukkan elektabilitas Ganjar naik menjadi 33,1%, dari 28,3% pada survei sebelumnya.

Survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis pada 1 Februari 2024 juga menunjukkan elektabilitas Ganjar naik menjadi 31,7%, dari 28,0% pada survei sebelumnya.

Peningkatan elektabilitas Ganjar ini menunjukkan bahwa dia menjadi salah satu kandidat terkuat dalam Pilpres 2024.

Baca Juga : Ganjar Berharap Kebijakan Jokowi Menjelang Pemilu Tulus, Bukan Politik!

Debat Terakhir, Ganjar Ungkit Kritik Tokoh hingga Kampus soal Demokrasi

Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo, pada debat terakhir Pilpres 2024 yang diadakan Minggu (4/2) malam, mengungkit kritik dari berbagai tokoh dan kampus terkait praktik demokrasi di Indonesia.

Ganjar menyatakan bahwa kritik tersebut merupakan bentuk kepedulian terhadap demokrasi dan harus menjadi perhatian bagi para pemimpin.

“Kritik dari para tokoh, akademisi, dan mahasiswa menunjukkan bahwa demokrasi kita masih memiliki kekurangan,” kata Ganjar.

“Sebagai pemimpin, kita harus mendengarkan kritik tersebut dan melakukan perbaikan,” tambahnya.

Ganjar kemudian memaparkan beberapa langkah yang akan dia lakukan untuk memperkuat demokrasi di Indonesia, di antaranya:

• Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi.
• Memperkuat lembaga-lembaga demokrasi.
• Memastikan penegakan hukum yang adil dan transparan.
• Memberantas korupsi.

Ganjar juga menekankan pentingnya pendidikan politik bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi dalam demokrasi.

“Pendidikan politik sangat penting untuk membangun demokrasi yang sehat,” kata Ganjar.

“Masyarakat harus dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi warga negara yang aktif dan kritis,” tambahnya.

Penampilan Ganjar di debat terakhir mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Pengamat politik Adi Prayitno menilai Ganjar mampu menjawab pertanyaan dengan lugas dan menawarkan solusi yang konkret untuk memperkuat demokrasi di Indonesia.

“Ganjar menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang demokrasi dan menawarkan solusi yang realistis,” kata Adi.

Pakar komunikasi politik Effendi Gazali juga menilai Ganjar tampil baik dan mampu menyampaikan visinya dengan jelas.